Bahagia dunia akhirat
Selasa, 02 Mei 2017
Sudan, guru kehidupan
SUDAN, GURU KEHIDUPANKU
Oleh : Annisa Fitri Misar
Siapa sangka sekarang aku sedang berdiri di tengah-tengah hamparan menantang padang pasir Negri 2 Nil ini?Siapa duga aku sekarang bersahabat dengan terik menyengat matahari Afrika?Tak ada yang mengira bukan? Yang masih ku jelas ingat, dulu, aku selalu memamerkan peta usang Benua Afrika yang tertempel manis dipintu kamarku. Berteriak pada kawan-kawanku bahwa aku akan tinggal di saudi! Aku akan belajar di sudan! Aku akan berkeliling mesir!Aku akan berlibur ke Uganda!Dan aku akan aku akan lainnya yang hanya dibalas dengan tawa dan ejekan, lalu diingat untuk dijadikan bahan olokan dikemudian hari.
Negri ini benar benar mempersembahkan Akuarium kehidupan yang sangat indah. Mengajariku cara berselancar agar tak terseret ombak westernisasi. Aku serius! Dimana lagi kau dapati tempat yang menawarkan sejuta kesabaran dan milyaran rasa syukur?
Dulu pun rangkaian kata diatas masih layaknya bualan bagiku. Tak lebih dari dengungan lebah yang kalap karena sarangnya dilempari batu. Tapi bayangkan saat berkali kau manolak dibayarkan uang angkutan umum oleh orang asing pribumi, dan ia berkeras membayar untukmu, kau ucapkan terimakasih sekedarnya dan saat sampai di rumah kau tak mendapati uang se-pound pun di ranselmu, karena kau lupa membawanya. Kau pun berpikir, jika saja orang tadi menuruti tolakanku,apa yang bisa aku lakukan?selain dipaksa turun oleh si penarik uang angkutan. Dimana? Dimana bisa kau merasakan pertolongan Allah begitu dekat?Maka nikmat Tuhanmu manakah yang kau dustakan?Meskipun hal tersebut sudah beberapa kali terjadi padaku,tapi tetap saja tak membunuh kebiasaan cerobohku yang sering lupa membawa uang. Kata kawanku 'sepertinya kau hanya berharap ada yang membayar untukmu ya?'
Dengan satu cerita ini kau masih belum mengerti?Bukan masalah. Aku dengan senang hati akan membanjirimu dengan luapan inspirasi yang ku dapat selama setahun aku disini. Kawan, kau tak akan mendengar makian disini. Bahkan sekalipun seseorang dirugikan, yang keluar dari mulutnya bukanlah cacian, melainkan doa "Alloh yusallimik ". pernah suatu sore minibus yang kutumpangi terserempet mobil dari arah berlawanan dengan kecepatan yang tidak wajar. Sopir minibus terlihat kesal dan menepikan kemudi lalu mengeluarkan setengah badan melalui jendela seraya berteriak " ya zool! Hadakalloh!!!" Bukankah itu menarik?
Satu hal yang sulit hilang dari memori positifku adalah Zainab,kawanku satu fakultas yang berhasil menjebol perhatianku. Biarkan ku gambarkan sekilas tentang kawanku ini. Ia Roisah Fashl yang sangat cerdas dan tanggung jawab meski tidak sempurna secara fisik. Ia - dengan kedua kaki yang sudah tak bisa digerakkan lagi - tidak pernah mengemis belas kasih. Dia selalu berkata " Tak perlu iba melihat dua tongkat ini sebagai kakiku. Masih banyak nikmat lain yang kuterima dari ArRohmam" dihiasi senyum khasnya. Suatu waktu ia mengundang kami satu kelas untuk mengunjungi rumahnya. Yang kami pikirkan saat itu pasti zainab keluarga berpunya dengan rumah yang besar sehingga berani memberi undangan makan pada kami satu kelas yang ketika itu lebih kurang 100 orang. Dengan beberapa hais kami menuju rumah zainab. Melewati pemukiman yang sangat memprihatinkan di Salamah. Ah rumah Zainab pasti bukan dikawasan sini, pasti masih jauh lagi. Tapi kulihat zainab memberikan isyarat berhenti ke arah kemudi.
Kami berjalan kaki cukup jauh dari Mahathoh Hais.Menyusuri pemukiman warga yang setiap rumahnya hanya tersusun dari batu bertumpuk tak beraturan yang direkatkan dengan semacam tanah liat seadanya memaksa air mata ku tumpah. Terlebih lagi, kawan terbaikku tinggal disalah satunya. Sebisa mungkin ku bungkam anak sungaiku saat zainab menghampiriku. Ia susah payah melepaskan tangan kanan dari tongkatnya untuk menggandengku masuk kedalam 'rumah'nya - jika harus kusebut begitu. Ruang pertama - terbaca seperti ruang tamu - beralas tanah dan beratap sejenis dedaunan kering. Ruang kedua, tanpa atap,lalu satu ruangan untuk dapur dan satu lainnya untuk tidur. Sekilas kulihat kamar mandinya yang hanya ada lubang kecil untuk - maaf - buang air. Tak ada air. Saat kutanya kenapa, zainab menjawab bahwa mereka harus membeli air, air bukan sesuatu yang biasa disini. Satu ember air harganya satu girs. Begitu penjelasannya. Mengingat perjalanan kaki yang cukup jauh tadi membuatku penasaran dengan zainab yang tidak pernah terlambat datang kuliah. Katanya, "yaa aku jalan kaki biasa sampai mahathoh yang tadi tuh, orang gak ada kendaraan selain dari mahathoh. kalau jadwal kuliah jam delapan aku mulai berangkat jam setengah tujuh ". Kembali tersenyum ia menjawab pertanyaan-pertanyaanku.Bagaimana dengan listrik? Aku mulai lagi bertanya. " kadang-kadang ada. Makanya aku harus belajar pas masih terang takut nya kalau malem gak ada listrik". Ahh! Dimana letak diri ini? Yang hanya mengintip buku catatan saat ada kabar ujian mendekat saja masih malas?! Dimana kusimpan rasa maluku??! Yang dengan fisik sempurna bisa berlari sesukaku tapi masih sering terlambat kuliah? Sudan mengizinkanku bertemu dengan Zainab, yang tetap berprestasi meskipun segala yang ia miliki serba terbatas. Sudan mempersilahkanku untuk merasakan hasil akhir sulitnya kesabaran. Sabar dalam bergelut dengan terik mentari, sabar dalam menghadapi penduduk pribumi yang suka sekali mengulur waktu. Sudan mengajakku mengenal syukur yang mengalir tak henti dari-Nya.syukur akan nikmat lelahnya mencari ilmu, syukur akan nikmatnya berbagi apapun dengan kawan seperjuangan.Sudan melatihku untuk menyadari bahwa hakikat hidup didunia itu hanya singgah. Tak perlu membangun istana di tempat persinggahan bukan?
Kawan ... jangan jadikan terik matahari musim panas sebagai bahan keluhan. Jangan pula mengkambinghitamkan gigil musim dingin untuk alasan malas. Semoga Allah selalu memberi kita nikmat mencari ilmu di Sudan. Aamin
Jumat, 20 Januari 2017
MANFAAT KOMPUTER BAGI GURU
Nama; Marsin Haryono
Kelas;PAI/E/1
TUGAS KOMPUTER { UAS }
Pada suatu hari kami bersama teman pergi ke suatu tempat yang di dalamnya ada pembelajaran yang mempelajari tentang teknologi salah satunya komputer oleh karna itu sya bertanya-tanya mengenai apa manfaat computer kepada seseorang guru yang di dalam ruangan itu. Saya bertanya Apa manfaat komputer pak ? terus si bapak itu menjawab manfaat komputer adalah : Membantu proses pembelajaran dan mempermudah pengolahan data yang berhubungan dengan siswa . terus saya bertanya lagi kepada si bapak apa peran komputer pak? Bapak menjawab peran komputer adalah :
a. Sebagai alat bantu presentasi .
b. Sebagai alat untuk mengolah materi pelajaran .
c. Sebagai alat untuk menghitung dan mengolah nilai siswa .
d. Sebagai alat untuk mencari materi tambahan di internet.
Dan pertanyaan terakhir saya , Bagaimana harapan kedepan tentang komputer itu seperti apa pak ?
Ini jawabanya: Setiap Guru mendapatkan pelatihan dasar menggunakan komputer untuk keperluan
belajar mengajar seperti memgetik ,membuat presentasi,menghubungkan dengan
proyektor,mengolah nilai dengan spread sheet,dan lain sebagainya.
NARASUMBER
Tanggal wawancara; 17 Oktober 2016
Nama; Kukuh Imam Subekti
Guru mapel ; TKJ –(Teknik Komputer Jaringan)
Di SMK Muhammadiyah Sempor
Langganan:
Postingan (Atom)